. Kelembaban Udara
Dalam klimatologi, yang dimaksud dengan kelembaban
udara adalah kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH). Dasar cara
pengukuran yang biasa digunakan adalah metode perubahan ukuran benda
higroskopis. Kelembaban relative udara dapat diukur langsung dengan alat
Hygrometer atau Termohigrograf yang sensornya berupa benda higroskopis.
Kelembaban adalah banyaknya uap air di udara. Banyaknya uap air di
atmosfer antara 0-5% adalah tidak konstan. Air selalu terdapat dalam atmosfer
karena adanya proses-proses kondensasi dan sublimasi. Kelembaban dapat dipakai
untuk menunjukkan akan adanya presipitasi, mengisap radiasi bumi (mempengaruhi
suhu) jika kadar uap air naik yang menyebabkan energi latent (potensial) naik
dan dapat menyebabkan turunnya hujan badai. Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan
kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu.
Faktor yang
menpengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar matahari, curah hujan,
suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam bidang pertanian kelembaban yang
besar berpengaruh pada kondisi tanaman. Jika kelembaban tinggi maka jamur dan
penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi subur yang dapat menyerang tanaman, serta
akan mengakibatkan hasil sayuran dan buah-buahan cepat membusuk. Udara lembab
akan berakibat menghambat transpirasi sehingga mengurangi laju perpindahan
larutan zat hara dari tanah ke organ tanaman. Pada umumnya kelembaban
berlawanan dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada
sore hari secara harian.
Curah Hujan
Curah
hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode
tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila
tidak terjadi penghilanggan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan.
Curah hujan dinyatakan dalam mm, sebagai contoh curah hujan 1 mm berarti
banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1 m2 adalah
1 mm x 1 m2 = 1 dm3 = 1 liter. Dan hari hujan tanaman
jika air tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman yaitu sekitar ≥ 2,5 mm
perhari.
Alat
yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah ombrograf yang mencatat secara
otomatis dan ombrometer secara manual. Pada ombrometer besar curah hujan dapat
diketahui dengan mengukur banyaknya air hujan yang telah tertampung digelas
ukur. Sedangkan pada ombrograf hanya dengan membaca grafik pada kertas untuk
mengetahui curah hujan.
Angin
Angin merupakan pergerakan pada arah horisontal atau hampir horisontal.
Pada waktu bergerak angin tersebut mengalami perubahan arah karena rotasi bumi.
Sedangkan gerakan udara yang arahnya vertikal disebut arus udara, aliran udara
atau current. Dan gerakan udara yang tidak tetap, arahnya tidak teratur serta
dekat dengan permukaan bumi disebut turbulensi. Makin tinggi tempat (altitude)
turbulensi makin berkurang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan
angin antara lain : gradien barometer/gradien tekanan horisontal (perbedaan
tekanan setiap satuan jarak horizontal), letak geografis/latitude, ketinggian
tempat/altitude dan waktu. Penyebab utama angin karena perbedaan kerapatan
atmosfer yang menimbulkan beda tekanan udara. Arah angin dapat mengalami
pembelokan karena adanya rotasi bumi.
Komponen yang diukur dalam pengamatan ini adalah kecepatan dan arah angin.
Arah angin mengacu pada dari manakah angin itu bertiup dan dinyatakan dengan
sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 00 atau 3600
menunjukkan arah utara, 900 menunjukkan timur, 1800 arah
selatan dan 2700 menunjukkan arah barat. Pembagian arah angin
selanjutnya dengan sebutan arah timur laut, tenggara, barat daya dan barat
laut. Untuk menentukan arah angin diperlukan alat penunjuk angin yang disebut Wind Vane. Posisi vane yang menunjukkan
arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat dicatat arah angin
pada waktu itu. Pada saat pengamatan arah angin menunjukkan ke arah barat laut.
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Alat ini digunakan
untuk mengukur kecepatan angin pada jangka waktu tertentu. Pada anemometer ini
terdapat tiga mangkok yang menghadap ke satu jurusan dan akan berputar bila
tertiup angin. Pada poros putara dipasang alat pengukur kecepatan yang dapat
menunjukkan angka. Selisih angka pengamatan pertama dengan pengamatan kedua
dibagi jangka waktu pengamatan merupakan angka rata-rata kecepatan angin dalam
waktu tertentu.
Kecepatan
angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya.
Pengaruh angin pada tanaman antara lain dapat meningkatkan laju transpirasi,
karena dengan kecepatan angin yang tinggi disertai dengan suhu tinggi dan
kelembaban rendah maka akan ada pemasukan CO2 sehingga laju
transpirasinya tinggi.
. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah penguapan yang terjadi pada permukaan tanah. Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter.
Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter yang
menggunakan bejana penguapan berupa panci tau tangki yang berisi air bersih.
Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik. Hal ini ditunjukkan untuk
pengaruh radiasi. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang
di dalam tabung riak (Still Well Cylinder).
Still Well Cylinder merupakan silinder untuk mencegah
terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur
micrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci
evaporimeter. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini
adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat digeser turun
atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang pancing pengukur ini terletak
menggantung di tabung peredam riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air
adalah ujung pancing yang dibuat runcing. Kelemahannya, terkadang pengamat
tidak mengembalikan tinggi permukaan dengan cermat sesuai ketentuannya sehingga
proses penguapan berlangsung pada volume air yang tidak tetap. Evapotranspirasi
dapat dihitung dengan mencari selisih antara skala awal dengan skala akhir yang
ditunjukkan oleh evaporimeter dan satuannya adalah milimeter.
Besarnya
evapotranspirasi tidak sama setiap waktu, ini dipengaruhi: suhu udara, kekeringan
udara, kecepatan angin, dan tersedianya air. Ada beberapa faktor yang
menghambat dan mempercepat penguapan seperti: suhu, kelembaban nisbi, angin,
susunan air, luas permukaan, tekanan udara dan panas latent penguapan (panas
potensial penguapan). Faktor-faktor evapotranspirasi antara lain adalah kadar
kelembaban tanah (banyaknya air yang terdapat dalam tanah) dan macamnya
tumbuh-tumbuhan.
Meningkatnya suhu
udara maka energi kinetik molekul airnya bertambah sehingga lepas dari
permukaan air, dengan kecepatan angin yang tinggi maka laju evapotranspirasinya
bertambah sampai batas tertentu. Tekanan uap air ke atmosfer yang rendah
mengakibatkan proses evapotranspirasi lebih cepat. Evapotranspirasi penting
sebagai unsur dari siklus hidrologi dan sebagai penyedia air yang dapat
mencukupi tubuh tumbuhan sepanjang waktu. Dengan mengetahui penguapan, kita
dapat menetukan cara penanaman dan efektifitas tanam.
. Awan
Awan merupakan titik-titik air
yang melayang-layang tinggi di atmosfer. Terjadinya awan dapat disebabkan oleh
adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang basah, adanya
kenaikan tingkatan kelembapan relatif dengan disertai banyak inti
kondensasi/sublimasi dan adanya pendinginan.
Awan terbentuk sebagai akibat
naiknya udara yang lembab ke atmosfer, yang mengalami proses kondensasi
sehingga butir-butir air, kristal es atau gabungan keduanya yang melayang
terlihat sebagai awan. Proses pembentukan dan perkembangan butir awan akibat
dari dua proses yaitu proses dinamis dan fisis (makrofisis dan mikrofisis).
Proses dinamis yaitu dengan adanya udara yng naik ke atas akan mengakibatkan
penurunan suhu (kondensasi), udara tersebut naik karena adanya sistem arus
angin horisontal yang konvergen, adanya paksaan karena mendapat rintangan dan
konveksi karena pemanasan.
Proses fisis terdiri dari proses
makrofisis dan mikrofisis, makrofisis seperti pada proses dinamis yang
merupakan penyebab terangkatnya uap air dari permukaan oleh sirkulasi lokal.
Mikrofisis dimulai dengan kondensasi uap air, mula-mula udara mengalami
pendinginan sehingga kapasitas uap air mengecil dan kelembabannya tinggi
sehingga akan mengakibatkan kondensasi. Kondensasi merupakan proses utama dalam
pembentukan awan.
Penggolongan
awan adalah sebagai berikut:
§ Famili awan tinggi: cirrus, cirro cumulus dan cirro stratus
§ Famili awan sedang: alto cumulus dan alto
stratus
§ Famili awan rendah: stratus, nimbo stratus dan strato cumulus
§ Famili awan tumbuh vertical: cumulus; cumulus nimbus dan nimbo stratus